review rembulan tenggelam di wajahmu, bukan tentang cinta 2 insan

on Kamis, 10 Oktober 2013
nulis apa nulis apa sekarang .... sekarang nulis apa nulis apa sekarang? ( nyanyi )

mau meriview sebuah novel lagi ni, lagi lagi karya bang darwis tere liye.. kalau di hitung ini buku beliau yang ke 6 yang saya baca. sebenarnya buku ini sudah cukup lama terbitnya kira kira tahun 2009, berhubung saya baru tertarik dengan karyanya sekarang ya akhirnya bacanya baru sekarang.

judul bukunya adalah:



kisah di awali dengan kegalauan seorang perempuan kecil , yang menangis di malam hari raya karena merindukan orang tuanya yang telah tiada,. yaps si kecil ini telah yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. tapi jangan mengira kalau buku ini berisi tentang perempuan kecil ini . buku ini justru bercerita tentang eorang pria kaya yang sedang sakit parah di ranjang rumah sakit, yang dalam tidak sadarnya dia kedatangan 'sesosok' tamu. Tamu yang mengajaknya menengok masa lalu sambil menjawab 5 pertanyaan yang berkecamuk dalam diri pria ini.
siapa sangka berbagai macam kesakitan dan pahitnya hidup telah dirasa pria kaya ini?

Masa kecilnya yang menyakitkan di panti menimbulkan pertanyaan; kenapa ia harus tinggal di sana dan mendapat perlakuan buruk dari pengelola panti?
 
orang orang terdekatnya harus kehilangan mimpinya gara gara hal yang sepele, perlukah?
Juga pertanyaan siapa yang membakar tempat tinggal dan merenggut kedua orang tuanya ketika ia masih dalam buaian?
 
 Lalu kenapa seorang wanita yang sangat dicintainya pun akhirnya meninggal ketika mengandung anak mereka?
 
 Semakin lama ia hidup semakin ia mempertanyakan kebaikan Tuhan kepadanya. Hidup ini tidak adil. Begitulah hujatannya kepada langit.
dan yang dapat menenangkannya hanya sang rembulan, rembulan yang menemani ketika dia kesepian , menghiburnya suka maupun duka. di puncak tertinggi selalu di pandanginya bulan, mulai dari halaman, atap rumah , tower air, gedung 18 lantai, hingga gedung miliknya sendiri mulai dia masih kecil, seperti membuat hubungan tersendiri antara dia dan bulan.
.
Kehadiran tamu itu membuka tabir lima pertanyaan misterius yang terus menggelayuti pikirannya. Berkali-kali ia tercengang mendapati kenyataan bahwa semua kejadian dalam hidup bersinggungan satu sama lain. Pria yang membakar rumahnya? Ternyata pernah akrab dengannya. Istrinya? Ternyata mempunyai satu garis penghubung dengannya. banyak hal lain yang membuatnya tersadar bahwa tidak semua yang ia pikirkan itu benar. dan semua yang dia pikir buruk ternya mempunyai arti yang berbeda jika dipandang dari sudut berbeda.

 “Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.

kalau di pikir pikir lagi, kisah novel ini mirip dengan kisah nabi musa dan nabi khidir dimana nabi musa mengikuti nabi khidir dan hanya boleh bertanya tiga kali dalam perjalanan ini. premisnya hampir sama kan? ada pertanyaaan dan jawaban di akhir..

tapi yang pasti novel ini lagi lagi semakin membuat saya bangkit dari keterpurukan, meyakinkan saya bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmahnya jika telah tiba waktunya, mungkin bukan untuk kita tapi buat orang lain yang bersinggungan dengan kita. semua terjadi karena ada sebab dan akibatnya jadi AYO BERUSAHA JADI ORANG BAIK WALAU BANYAK COBAAN NYA!
 
ada beberapa kesamaan antara saya dan si tokoh utama yaitu sama sama suka menatap rembulan kalau lagi suntuk, sama sama kehilangan orang yang di sayang, dan juga punya julukan gigi kelinci pada orang yang di sukai.
akhirnya setelah baca novel ini juga jadi kangen ma gigi kelinci saya ( sayangnya dah jadi milik orang lain sekarang ha.h.ha. )
 semoga diberi tuhan yang lebih dari gigi kelinci baik secara bibit , bebet bobotnya dan yang pasti agamanya itu yang terpenting ..pokok jangan gigignya aja yang lebih panjang or besar...( ngelawak dikit gak masalah kan? )

beberapa quote yang ada di novel ini:
 
“Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan, maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan, maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur.”
 
“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.” 

“Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.” 
 
“Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”  
 
“Orang-orang yang memiliki tujuan hidup, tahu persis apa yg hendak dicapainya, maka baginya semua kesedihan yang dialaminya adalah tempaan, harga tujuan tersebut. Dan sebaliknya.” 
 
“Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum mau menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang mengganjal hidupnya.”  

" kita akan tetap menjadi saudara dimanapun berada. tidak ada yang pergi dari hati. tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan . kita akan tetap jadi saudara"

sekian dulu ya quotenya , nanti tak cari lagi kalau ketemu akan saya tambahkan., dan samapai disini juga review saya hari ini.. kapan kapan akan nulis lagi dengan buku dan pengarang berbeda

quote saya untuk tulisan saya hari ini:

jangan berhenti jadi orang baik, walau kadang menyakitkan!

semoga tulisan ini menginspirasi, salam dari saya
nuh2509@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar